Manusia & Teknologi - 2024-08-15
Manage episode 434414917 series 3381956
Info pekan ini
~ Kecemasan finansial bukan hal baru, Survei : Gen Z anggap penipuan adalah hal yang wajar.
Ketika pembayaran elektronik menjadi semakin umum, teknik penipuan online semakin menjamur dan meluas, bahkan tidak heran apabila hal ini dilakukan oleh kaum muda. sebuah survei secara mengejutkan menemukan bahwa banyak generasi Z percaya situasi ekonomi yang tidak ideal pada saat ini memiliki kontribusi besar atas maraknya kasus penipuan online, hal ini pun dibenarkan oleh kaum muda.
Penipuan pembayaran adalah segala jenis transaksi palsu atau ilegal yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab di dalam dunia maya, termasuk juga menggunakan akun pembayaran curian untuk membayar atau penipuan tolak bayar, dimana konsumen yang membeli sesuatu secara online dan kemudian menerima uang yang mereka beli untuk barang atau jasa, namun mengklaim bahwa mereka tidak membelinya atau mengizinkan transaksi tersebut dan meminta pengembalian dana secara utuh.
penipuan pembayaran telah merugikan pihak pedagang sebesar 38 miliar USD pada tahun 2023 dan diperkirakan akan melonjak hingga 362 Miliar USD pada tahun 2028 menurut sebuah survei. dilansir dari Technews.tw yang menyatakan bahwa 43% konsumen telah menjadi korban penipuan pembayaran setidaknya dalam kurun waktu 18 bulan terakhir. mengenai siapa yang melakukan penipuan ini, survei menemukan bahwa Gen Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 secara langsung atau tidak langsung mengetahui lebih banyak penipuan dibandingkan dengan generasi lainnya.
Survei yang dilakukan pada kuartal pertama tahun ini menunjukkan bahwa sepertiga generasi Z mengenal seseorang yang telah melakukan penipuan pembayaran online atau mereka sendiri yang melakukannya. pada kuartal keempat tahun 2023, sebanyak 42% mengaku pernah melakukan penipuan di masa lalu. Generasi Z memiliki tingkat penipuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan generasi lainnya, hanya 22% generasi Milenial yang mengaku pernah terlibat dalam penipuan tersebut, 10% Generasi Baby Boomer yang mengatakan bahwa mereka mengenal seseorang yang melakukan penipuan atau pernah ditipu via dunia maya.
Generasi Z memiliki banyak faktor ekonomi yang membuat mereka khawatir, kaum muda sedang berjuang melawan inflasi, utang pinjaman mahasiswa, krisis perumahan, pendapatan yang stagnan, DLL. laporan tersebut mencatat bahwa faktor-faktor diatas ternyata semakin meningkat, hal inilah yang menyebabkan sebuah tekanan finansial dan bahkan membuat pembelian demi kebutuhan sehari-hari menjadi lebih sulit dibandingkan dari sebelumnya, sehingga atas dorongan inilah perilaku curang atau kasus penipuan semakin meningkat gegara iklim ekonomi yang tidak lagi mendukung.
Dilain sisi, masih ada lagi tren pemujaan terhadap uang, ataupun keinginan generasi muda demi mendapatkan akses tanpa batas terhadap barang atau jasa tentu saja akan menimbulkan motivasi untuk mempertahankan akses tersebut. namun tekanan dari terbatasnya pendapatan mungkin membuat mereka lebih cenderung melakukan hal yang tidak terpuji demi mencapai target ini. Survei ini juga telah menganalisa bahwa generasi muda kurang loyal terhadap sebuah merek dagang, ditambah dengan berbagai pengalaman yang membuat mereka merasa bahwa perusahaan besar sudah sepantasnya untuk diberikan pelajaran. oleh karena itu, mereka tidak menganggap bahwa menipu perusahaan besar adalah sebuah kejahatan yang serius.
Paparan konten media sosial adalah alasan utama lain mengapa Gen Z lebih cenderung untuk melakukan penipuan online, laporan tersebut meyakini bahwa kini ada kelompok influencer baru yang mempromosikan tindakan kejahatan dan penipuan, bahkan tidak sedikit yang memberikan tutorial dan panduan secara sistematis terkait cara untuk meretas sebuah akun, melakukan pembelian sebuah barang online dengan metode pembayaran curian, DLL. data survei menemukan bahwa 34% Generasi Z telah menerima undangan untuk berpartisipasi dalam penipuan online, dibandingkan dengan generasi Baby Boomer yang hanya berkisar 9% saja. hal ini telah menunjukkan dampak besar media sosial terhadap perilaku konsumen.
Secara keseluruhan, kesediaan Gen Z untuk terlibat dalam penipuan online telah mencerminkan interaksi yang kompleks antara tekanan ekonomi, perubahan perilaku konsumen dan pengaruh media sosial. laporan tersebut juga menekankan bahwa temuan-temuan ini tidak boleh dilihat sebagai dakwaaan terhadap suatu generasi, melainkan sebagai jendela menuju suatu kelompok.
Pantau terus yows..
312 episodi