Artwork

Contenuto fornito da Erastus Sabdono. Tutti i contenuti dei podcast, inclusi episodi, grafica e descrizioni dei podcast, vengono caricati e forniti direttamente da Erastus Sabdono o dal partner della piattaforma podcast. Se ritieni che qualcuno stia utilizzando la tua opera protetta da copyright senza la tua autorizzazione, puoi seguire la procedura descritta qui https://it.player.fm/legal.
Player FM - App Podcast
Vai offline con l'app Player FM !

Kecanduan

 
Condividi
 

Fetch error

Hmmm there seems to be a problem fetching this series right now. Last successful fetch was on June 25, 2024 19:07 (20d ago)

What now? This series will be checked again in the next hour. If you believe it should be working, please verify the publisher's feed link below is valid and includes actual episode links. You can contact support to request the feed be immediately fetched.

Manage episode 425397345 series 2550505
Contenuto fornito da Erastus Sabdono. Tutti i contenuti dei podcast, inclusi episodi, grafica e descrizioni dei podcast, vengono caricati e forniti direttamente da Erastus Sabdono o dal partner della piattaforma podcast. Se ritieni che qualcuno stia utilizzando la tua opera protetta da copyright senza la tua autorizzazione, puoi seguire la procedura descritta qui https://it.player.fm/legal.

Kita harus sengaja dan sadar membuat diri kita kecanduan terhadap Pribadi Tuhan, walau Dia tidak kelihatan. Kita terus meraba-raba, mencari wajah-Nya, mencari hadirat-Nya, sampai kita menemukan. Namun jangan anggap remeh, hal ini tidak sederhana. Kalau ada kerinduan terhadap sesuatu lebih besar dari kerinduan kita terhadap Tuhan, itu gejala pengkhianatan, perselingkuhan, itu langkah-langkah ketidaksetiaan. Kita harus berani memaksa diri kita untuk kecanduan dengan-Nya, untuk hanya bisa menikmati Tuhan. Kalau tidak, tidak bisa, karena kita sudah terlalu rusak, dunia telah merusak cita rasa jiwa kita.

Cinta itu bisa dibangun. Makanya kalau orang tidak berusaha melihat kualitas relasi dengan Tuhan, dia pasti juga tidak berusaha merawat hubungan, dia tidak sungguh-sungguh merasa membutuhkan Tuhan, dan dia tidak mencintai Tuhan. Padahal, terkutuklah orang yang tidak mencintai Tuhan. Kita bisa memberi apa pun yang kelihatan dan juga pikiran dan tenaga, tapi semua terbatas. Namun ada satu yang bisa tidak terbatas, yaitu hati kita, cinta kita. Dan Tuhan mau hati kita yang dipersembahkan.

Kita akan menyesal dan meratap kalau kita tidak melakukannya. Jangan sombong. Hanya Tuhan yang kita butuhkan, maka kita harus memaksa diri kita. Memang, kita pasti merasa kehilangan kalau kita melepaskan sesuatu—apa pun itu. Tapi hidup harus memilih dan kita memilih Tuhan. Perbarui pilihan itu sekarang. Jadi ibarat parabola, arahkan parabola hati kita ke Tuhan. Tuhan pasti menolong kita untuk kita bisa mencintai Dia. Dalam doa kita berkata, “Buatlah aku bisa menghormati Engkau sebagaimana seharusnya aku menghormati-Mu. Buatlah aku mengasihi Engkau, sebagaimana seharusnya aku mengasihi-Mu.”

Betapa beratnya hal ini, tapi kalau kita bisa melakukannya, tidak terbayangkan kekayaan, keagungan, kemuliaan yang kita miliki, ketika kita bisa menjadi kekasih Tuhan. Kita harus merawat hubungan ini. Dan di dalam merawat hubungan ini, kita harus tahu bahwa hubungan ini harus meningkat, tidak statis, tapi progresif. Dalam 2 Korintus 5:20, firman Tuhan mengatakan, “Berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah.” Pertanyaannya, apakah kita belum didamaikan? Kita harus mengerti bahwa perdamaian dengan Allah adalah sebuah proses yang progresif. Kita diperdamaikan oleh darah Yesus, kita yang berdosa dianggap tidak berdosa (justificatio atau justification), dianggap benar, walaupun kita belum benar. Sejak itu, kita harus bertumbuh untuk menyinkronkan diri kita dengan Tuhan.

Seperti seorang anak pada waktu masih kecil yang belum bisa berbuat banyak, atau belum bisa berbuat apa-apa. Orang tua yang menyesuaikan diri terhadap anak. Seiring bertambahnya usia, sang anak harus dewasa dan ia harus mulai menyesuaikan diri. Makanya kalau Alkitab berkata, “Berjalanlah dalam roh,” artinya berjalan seirama. Kita yang harus menyesuaikan diri dengan Tuhan. Merawat hubungan dengan Allah merupakan tanggung jawab kita untuk menumbuhkan kedewasaan rohani. Kita harus bertumbuh memiliki sifat-sifat Allah agar kita bisa berjalan seiring. Merawat hubungan dengan Allah itu bukan sesuatu yang sederhana, karena Allah Kudus. 1 Petrus 1:16 mengatakan, “Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus.”

Mengapa Allah menghubungkan kesucian-Nya dengan kita? Karena kita harus mengenakan kesucian sesuai standar Dia. Tidak ada agama seperti kekristenan ini, yang tidak diatur oleh hukum yang tertulis, tapi diatur oleh Roh Kudus agar dalam segala hal yang kita lakukan sinkron dengan Tuhan. Karakter kita yang buruk, mudah tersinggung, marah, pelit, egois, masih ada pikiran najis, tentu tidak bisa berjalan seiring dengan Tuhan. Tuhan sedang melatih kita untuk memiliki iman yang tidak berdasarkan perasaan. Tuhan mau melatih kita untuk menembus batas dan memercayai Allah yang ada di alam yang tidak kelihatan; invisible realm.

Jadi, merawat hubungan dengan Tuhan itu artinya membangun kehidupan untuk bisa menyinkronkan diri kita dengan Allah. Tapi ada saat di mana kita mulai bosan, jenuh. Maka, di situ kita harus belajar melawan. Sehingga kesucian kita terus meningkat. Kita harus punya satu kerinduan memiliki nama yang ada di dalam hati Tuhan. Maka pada waktu kita meninggal dunia, kita disambut di Rumah Bapa menjadi kekasih-Nya. Maka, makin hari hubungan kita harus semakin harmoni. Dari anak kesayangan menjadi anak kesukaan.

Ketika Yesus keluar dari air baptisan, Allah menyatakan, “Ini Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.” Tuhan Yesus mendapatkan sertifikat itu bukan karena sekadar Ia dibaptis, melainkan hasil dari perjalanan hidup-Nya dari sejak 0-30 tahun. Seperti berita dalam Lukas 2:40 dan 52 yang mengatakan, “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” Inilah yang membuat Yesus sampai pada pengesahan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”

  continue reading

24 episodi

Artwork

Kecanduan

Truth Daily Enlightenment

11 subscribers

published

iconCondividi
 

Fetch error

Hmmm there seems to be a problem fetching this series right now. Last successful fetch was on June 25, 2024 19:07 (20d ago)

What now? This series will be checked again in the next hour. If you believe it should be working, please verify the publisher's feed link below is valid and includes actual episode links. You can contact support to request the feed be immediately fetched.

Manage episode 425397345 series 2550505
Contenuto fornito da Erastus Sabdono. Tutti i contenuti dei podcast, inclusi episodi, grafica e descrizioni dei podcast, vengono caricati e forniti direttamente da Erastus Sabdono o dal partner della piattaforma podcast. Se ritieni che qualcuno stia utilizzando la tua opera protetta da copyright senza la tua autorizzazione, puoi seguire la procedura descritta qui https://it.player.fm/legal.

Kita harus sengaja dan sadar membuat diri kita kecanduan terhadap Pribadi Tuhan, walau Dia tidak kelihatan. Kita terus meraba-raba, mencari wajah-Nya, mencari hadirat-Nya, sampai kita menemukan. Namun jangan anggap remeh, hal ini tidak sederhana. Kalau ada kerinduan terhadap sesuatu lebih besar dari kerinduan kita terhadap Tuhan, itu gejala pengkhianatan, perselingkuhan, itu langkah-langkah ketidaksetiaan. Kita harus berani memaksa diri kita untuk kecanduan dengan-Nya, untuk hanya bisa menikmati Tuhan. Kalau tidak, tidak bisa, karena kita sudah terlalu rusak, dunia telah merusak cita rasa jiwa kita.

Cinta itu bisa dibangun. Makanya kalau orang tidak berusaha melihat kualitas relasi dengan Tuhan, dia pasti juga tidak berusaha merawat hubungan, dia tidak sungguh-sungguh merasa membutuhkan Tuhan, dan dia tidak mencintai Tuhan. Padahal, terkutuklah orang yang tidak mencintai Tuhan. Kita bisa memberi apa pun yang kelihatan dan juga pikiran dan tenaga, tapi semua terbatas. Namun ada satu yang bisa tidak terbatas, yaitu hati kita, cinta kita. Dan Tuhan mau hati kita yang dipersembahkan.

Kita akan menyesal dan meratap kalau kita tidak melakukannya. Jangan sombong. Hanya Tuhan yang kita butuhkan, maka kita harus memaksa diri kita. Memang, kita pasti merasa kehilangan kalau kita melepaskan sesuatu—apa pun itu. Tapi hidup harus memilih dan kita memilih Tuhan. Perbarui pilihan itu sekarang. Jadi ibarat parabola, arahkan parabola hati kita ke Tuhan. Tuhan pasti menolong kita untuk kita bisa mencintai Dia. Dalam doa kita berkata, “Buatlah aku bisa menghormati Engkau sebagaimana seharusnya aku menghormati-Mu. Buatlah aku mengasihi Engkau, sebagaimana seharusnya aku mengasihi-Mu.”

Betapa beratnya hal ini, tapi kalau kita bisa melakukannya, tidak terbayangkan kekayaan, keagungan, kemuliaan yang kita miliki, ketika kita bisa menjadi kekasih Tuhan. Kita harus merawat hubungan ini. Dan di dalam merawat hubungan ini, kita harus tahu bahwa hubungan ini harus meningkat, tidak statis, tapi progresif. Dalam 2 Korintus 5:20, firman Tuhan mengatakan, “Berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah.” Pertanyaannya, apakah kita belum didamaikan? Kita harus mengerti bahwa perdamaian dengan Allah adalah sebuah proses yang progresif. Kita diperdamaikan oleh darah Yesus, kita yang berdosa dianggap tidak berdosa (justificatio atau justification), dianggap benar, walaupun kita belum benar. Sejak itu, kita harus bertumbuh untuk menyinkronkan diri kita dengan Tuhan.

Seperti seorang anak pada waktu masih kecil yang belum bisa berbuat banyak, atau belum bisa berbuat apa-apa. Orang tua yang menyesuaikan diri terhadap anak. Seiring bertambahnya usia, sang anak harus dewasa dan ia harus mulai menyesuaikan diri. Makanya kalau Alkitab berkata, “Berjalanlah dalam roh,” artinya berjalan seirama. Kita yang harus menyesuaikan diri dengan Tuhan. Merawat hubungan dengan Allah merupakan tanggung jawab kita untuk menumbuhkan kedewasaan rohani. Kita harus bertumbuh memiliki sifat-sifat Allah agar kita bisa berjalan seiring. Merawat hubungan dengan Allah itu bukan sesuatu yang sederhana, karena Allah Kudus. 1 Petrus 1:16 mengatakan, “Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus.”

Mengapa Allah menghubungkan kesucian-Nya dengan kita? Karena kita harus mengenakan kesucian sesuai standar Dia. Tidak ada agama seperti kekristenan ini, yang tidak diatur oleh hukum yang tertulis, tapi diatur oleh Roh Kudus agar dalam segala hal yang kita lakukan sinkron dengan Tuhan. Karakter kita yang buruk, mudah tersinggung, marah, pelit, egois, masih ada pikiran najis, tentu tidak bisa berjalan seiring dengan Tuhan. Tuhan sedang melatih kita untuk memiliki iman yang tidak berdasarkan perasaan. Tuhan mau melatih kita untuk menembus batas dan memercayai Allah yang ada di alam yang tidak kelihatan; invisible realm.

Jadi, merawat hubungan dengan Tuhan itu artinya membangun kehidupan untuk bisa menyinkronkan diri kita dengan Allah. Tapi ada saat di mana kita mulai bosan, jenuh. Maka, di situ kita harus belajar melawan. Sehingga kesucian kita terus meningkat. Kita harus punya satu kerinduan memiliki nama yang ada di dalam hati Tuhan. Maka pada waktu kita meninggal dunia, kita disambut di Rumah Bapa menjadi kekasih-Nya. Maka, makin hari hubungan kita harus semakin harmoni. Dari anak kesayangan menjadi anak kesukaan.

Ketika Yesus keluar dari air baptisan, Allah menyatakan, “Ini Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.” Tuhan Yesus mendapatkan sertifikat itu bukan karena sekadar Ia dibaptis, melainkan hasil dari perjalanan hidup-Nya dari sejak 0-30 tahun. Seperti berita dalam Lukas 2:40 dan 52 yang mengatakan, “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” Inilah yang membuat Yesus sampai pada pengesahan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”

  continue reading

24 episodi

Tutti gli episodi

×
 
Loading …

Benvenuto su Player FM!

Player FM ricerca sul web podcast di alta qualità che tu possa goderti adesso. È la migliore app di podcast e funziona su Android, iPhone e web. Registrati per sincronizzare le iscrizioni su tutti i tuoi dispositivi.

 

Guida rapida