Artwork

Contenuto fornito da Erastus Sabdono. Tutti i contenuti dei podcast, inclusi episodi, grafica e descrizioni dei podcast, vengono caricati e forniti direttamente da Erastus Sabdono o dal partner della piattaforma podcast. Se ritieni che qualcuno stia utilizzando la tua opera protetta da copyright senza la tua autorizzazione, puoi seguire la procedura descritta qui https://it.player.fm/legal.
Player FM - App Podcast
Vai offline con l'app Player FM !

Merawat Hubungan

 
Condividi
 

Serie archiviate ("Feed non attivo" status)

When? This feed was archived on July 26, 2024 19:36 (24d ago). Last successful fetch was on June 25, 2024 19:07 (2M ago)

Why? Feed non attivo status. I nostri server non sono riusciti a recuperare un feed valido per un periodo prolungato.

What now? You might be able to find a more up-to-date version using the search function. This series will no longer be checked for updates. If you believe this to be in error, please check if the publisher's feed link below is valid and contact support to request the feed be restored or if you have any other concerns about this.

Manage episode 425169856 series 2550505
Contenuto fornito da Erastus Sabdono. Tutti i contenuti dei podcast, inclusi episodi, grafica e descrizioni dei podcast, vengono caricati e forniti direttamente da Erastus Sabdono o dal partner della piattaforma podcast. Se ritieni che qualcuno stia utilizzando la tua opera protetta da copyright senza la tua autorizzazione, puoi seguire la procedura descritta qui https://it.player.fm/legal.

Lebih dari semua yang kita harus rawat, merawat hubungan dengan Tuhan itu harus menjadi segalanya bagi kita. Artinya, apa pun kita korbankan demi hubungan kita dengan Allah Bapa, hubungan kita dengan Tuhan Yesus. Namun, sangat sedikit orang yang serius memperkarakan hubungannya dengan Tuhan. Banyak orang tidak peduli apakah hubungan dirinya dengan Tuhan itu baik-baik atau tidak, harmoni atau tidak. Dan sikap seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa, yang pertama, ia tidak sungguh-sungguh membutuhkan Tuhan, tidak sungguh-sungguh merasa memerlukan Tuhan. Yang kedua, ia tidak mengasihi Tuhan. Padahal, kalau orang tidak merasa sungguh-sungguh membutuhkan Tuhan, itu adalah orang sombong. Kesombongan itu berakar dan berangkat dari sikap tidak merasa membutuhkan Tuhan. Jadi, apakah hubungannya dengan Tuhan itu harmoni atau tidak, dia tidak peduli.

Biasanya orang-orang seperti ini, kalau di lingkungan gereja, licik. Kalau sedang ada dalam masalah berat, baru ia mencari Tuhan. Sebenarnya, orang-orang ini tidak mencari Tuhan, tapi ia mencari berkat Tuhan, kuasa Tuhan dan pertolongan Tuhan, bukan Tuhan sendiri. Licik di situ artinya manipulatif dan oportunis. Sikap manipulatif, oportunis terhadap manusia saja tidak patut, apalagi terhadap Tuhan. Tapi herannya, banyak orang yang benar-benar oportunis, manipulatif, memanfaatkan Tuhan, mencari keuntungan tanpa melihat kepentingan orang lain. Sungguh hal yang mengerikan bersikap demikian terhadap Tuhan. Sebab Tuhan adalah pokok kehidupan kita. Mestinya, kita hidup bagi Dia. Seorang Kristen yang dewasa adalah seorang yang tidak akan memperdaya Tuhan, melainkan rela diberdayakan oleh Tuhan.

Tetapi kita bisa mengerti kalau mereka masih oportunis karena mereka pasti tidak memahami apa tujuan dan arti hidupnya. Kita membutuhkan Tuhan, karena memang Tuhan itulah kehidupan kita. Hanya orang sampai tingkat ini, jarang sekali. Mazmur 73, merupakan pergumulan pemazmur sampai tingkat ini, “Siapa gerangan ada padaku di surga selain Engkau, selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Jadi, kita membutuhkan Tuhan bukan karena kita melirik dompet kuasa-Nya, atau berkat-berkat-Nya, tapi karena pribadi Tuhan sendiri. Sudah menjadi standar umum orang beragama bahwa terhadap dewa dan ilahnya mereka bersikap manipulatif agar dilindungi, dijaga, diuntungkan, dan ditolong.

Berbeda dengan kita, Allah yang menciptakan langit dan bumi yang menjadi Bapa kita, tidak boleh sedikit pun kita meragukan pertolongan-Nya pada waktu kita dalam kesulitan. Dia menyediakan roti bagi orang yang dikasihi-Nya pada waktu tidur, artinya di luar sepengetahuan kita Allah menyediakan berkat yang kita butuhkan. Ketika firman Tuhan mengatakan, “… itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,” artinya kita tidak perlu memusingkan, memikirkan hal itu, namun bukan berarti lalu kita tidak bertanggung jawab. Kita harus bekerja, sungguh-sungguh memaksimalkan potensi—apa yang kita tabur, kita tuai—tanpa kekhawatiran, tanpa takut.

Sejatinya, bicara ini mudah, namun praktiknya sulit, apalagi pada waktu kita ada dalam kondisi kritis, krisis, dan Tuhan seakan-akan tidak tampak kehadiran-Nya. Tapi percayalah, masalah berkat sudah tidak perlu dipersoalkan—asalkan kita hidup bertanggung jawab—sebab Dia akan memenuhi bagian-Nya. Kita membutuhkan Tuhan karena Tuhan sendiri yang menjadi kehidupan kita. Jadi hidup kita selama 70-80 tahun, kalau bisa sampai 100 tahun, itu hanya pengembaraan untuk menemukan Kekasih Abadi. Karenanya, kita harus melepaskan semua ikatan kedagingan dan kesenangan dosa yang memang dibangun oleh orang tua, lingkungan, tradisi, budaya, dan pengaruh dunia sekitar. Dan kita sudah terbiasa diracuni dengan berbagai kesenangan itu.

Tapi setelah kita mengenal Tuhan, kita harus mulai membangun roh kita. Sekarang kalau kita sadar bahwa Tuhanlah kehidupan kita, kita harus mencari Tuhan; memburu Tuhan. Makanya pemazmur berkata di Mazmur 73:25-26, “Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Sehingga Tuhan menaruh nama kita dalam hati-Nya, kita diberi tempat di hati-nya, bukan hanya di hadirat-Nya, tapi di hati-Nya selama-lamanya. Dan itu bisa terjadi, kalau kita melepaskan semua kekasih hati. Ini luar biasa, kalau sampai kita bisa menjadi kekasih Tuhan. Allah semesta alam yang Maha Agung, Maha Mulia, menyimpan nama kita di hati-Nya. Tentu harganya adalah seluruh kehidupan kita.

  continue reading

24 episodi

Artwork

Merawat Hubungan

Truth Daily Enlightenment

11 subscribers

published

iconCondividi
 

Serie archiviate ("Feed non attivo" status)

When? This feed was archived on July 26, 2024 19:36 (24d ago). Last successful fetch was on June 25, 2024 19:07 (2M ago)

Why? Feed non attivo status. I nostri server non sono riusciti a recuperare un feed valido per un periodo prolungato.

What now? You might be able to find a more up-to-date version using the search function. This series will no longer be checked for updates. If you believe this to be in error, please check if the publisher's feed link below is valid and contact support to request the feed be restored or if you have any other concerns about this.

Manage episode 425169856 series 2550505
Contenuto fornito da Erastus Sabdono. Tutti i contenuti dei podcast, inclusi episodi, grafica e descrizioni dei podcast, vengono caricati e forniti direttamente da Erastus Sabdono o dal partner della piattaforma podcast. Se ritieni che qualcuno stia utilizzando la tua opera protetta da copyright senza la tua autorizzazione, puoi seguire la procedura descritta qui https://it.player.fm/legal.

Lebih dari semua yang kita harus rawat, merawat hubungan dengan Tuhan itu harus menjadi segalanya bagi kita. Artinya, apa pun kita korbankan demi hubungan kita dengan Allah Bapa, hubungan kita dengan Tuhan Yesus. Namun, sangat sedikit orang yang serius memperkarakan hubungannya dengan Tuhan. Banyak orang tidak peduli apakah hubungan dirinya dengan Tuhan itu baik-baik atau tidak, harmoni atau tidak. Dan sikap seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa, yang pertama, ia tidak sungguh-sungguh membutuhkan Tuhan, tidak sungguh-sungguh merasa memerlukan Tuhan. Yang kedua, ia tidak mengasihi Tuhan. Padahal, kalau orang tidak merasa sungguh-sungguh membutuhkan Tuhan, itu adalah orang sombong. Kesombongan itu berakar dan berangkat dari sikap tidak merasa membutuhkan Tuhan. Jadi, apakah hubungannya dengan Tuhan itu harmoni atau tidak, dia tidak peduli.

Biasanya orang-orang seperti ini, kalau di lingkungan gereja, licik. Kalau sedang ada dalam masalah berat, baru ia mencari Tuhan. Sebenarnya, orang-orang ini tidak mencari Tuhan, tapi ia mencari berkat Tuhan, kuasa Tuhan dan pertolongan Tuhan, bukan Tuhan sendiri. Licik di situ artinya manipulatif dan oportunis. Sikap manipulatif, oportunis terhadap manusia saja tidak patut, apalagi terhadap Tuhan. Tapi herannya, banyak orang yang benar-benar oportunis, manipulatif, memanfaatkan Tuhan, mencari keuntungan tanpa melihat kepentingan orang lain. Sungguh hal yang mengerikan bersikap demikian terhadap Tuhan. Sebab Tuhan adalah pokok kehidupan kita. Mestinya, kita hidup bagi Dia. Seorang Kristen yang dewasa adalah seorang yang tidak akan memperdaya Tuhan, melainkan rela diberdayakan oleh Tuhan.

Tetapi kita bisa mengerti kalau mereka masih oportunis karena mereka pasti tidak memahami apa tujuan dan arti hidupnya. Kita membutuhkan Tuhan, karena memang Tuhan itulah kehidupan kita. Hanya orang sampai tingkat ini, jarang sekali. Mazmur 73, merupakan pergumulan pemazmur sampai tingkat ini, “Siapa gerangan ada padaku di surga selain Engkau, selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Jadi, kita membutuhkan Tuhan bukan karena kita melirik dompet kuasa-Nya, atau berkat-berkat-Nya, tapi karena pribadi Tuhan sendiri. Sudah menjadi standar umum orang beragama bahwa terhadap dewa dan ilahnya mereka bersikap manipulatif agar dilindungi, dijaga, diuntungkan, dan ditolong.

Berbeda dengan kita, Allah yang menciptakan langit dan bumi yang menjadi Bapa kita, tidak boleh sedikit pun kita meragukan pertolongan-Nya pada waktu kita dalam kesulitan. Dia menyediakan roti bagi orang yang dikasihi-Nya pada waktu tidur, artinya di luar sepengetahuan kita Allah menyediakan berkat yang kita butuhkan. Ketika firman Tuhan mengatakan, “… itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,” artinya kita tidak perlu memusingkan, memikirkan hal itu, namun bukan berarti lalu kita tidak bertanggung jawab. Kita harus bekerja, sungguh-sungguh memaksimalkan potensi—apa yang kita tabur, kita tuai—tanpa kekhawatiran, tanpa takut.

Sejatinya, bicara ini mudah, namun praktiknya sulit, apalagi pada waktu kita ada dalam kondisi kritis, krisis, dan Tuhan seakan-akan tidak tampak kehadiran-Nya. Tapi percayalah, masalah berkat sudah tidak perlu dipersoalkan—asalkan kita hidup bertanggung jawab—sebab Dia akan memenuhi bagian-Nya. Kita membutuhkan Tuhan karena Tuhan sendiri yang menjadi kehidupan kita. Jadi hidup kita selama 70-80 tahun, kalau bisa sampai 100 tahun, itu hanya pengembaraan untuk menemukan Kekasih Abadi. Karenanya, kita harus melepaskan semua ikatan kedagingan dan kesenangan dosa yang memang dibangun oleh orang tua, lingkungan, tradisi, budaya, dan pengaruh dunia sekitar. Dan kita sudah terbiasa diracuni dengan berbagai kesenangan itu.

Tapi setelah kita mengenal Tuhan, kita harus mulai membangun roh kita. Sekarang kalau kita sadar bahwa Tuhanlah kehidupan kita, kita harus mencari Tuhan; memburu Tuhan. Makanya pemazmur berkata di Mazmur 73:25-26, “Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Sehingga Tuhan menaruh nama kita dalam hati-Nya, kita diberi tempat di hati-nya, bukan hanya di hadirat-Nya, tapi di hati-Nya selama-lamanya. Dan itu bisa terjadi, kalau kita melepaskan semua kekasih hati. Ini luar biasa, kalau sampai kita bisa menjadi kekasih Tuhan. Allah semesta alam yang Maha Agung, Maha Mulia, menyimpan nama kita di hati-Nya. Tentu harganya adalah seluruh kehidupan kita.

  continue reading

24 episodi

Tutti gli episodi

×
 
Loading …

Benvenuto su Player FM!

Player FM ricerca sul web podcast di alta qualità che tu possa goderti adesso. È la migliore app di podcast e funziona su Android, iPhone e web. Registrati per sincronizzare le iscrizioni su tutti i tuoi dispositivi.

 

Guida rapida